Minggu, 14 Oktober 2012

Rahasia dan trik ekstrim wawancara kerja

wawancara kerja
Ekstrim yang saya maksud...adalah cara yang harus anda lakukan untuk mendapat nilai tambah
dari pegawai kantor dan pewawancara. Hal-hal berikut ini sangat jarang dilakukan oleh pelamar
kerja. Walaupun beberapa diantaranya juga biasa anda lakukan.
  Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya
anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.
Lakukan hal-hal berikut:
1.  Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara, 
2.  Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian
yang bersifat formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin akan diajukan pewawancara. 
3.  Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan
di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara). 
4.  Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah. Jika harus mengisi formulir, isilah
dengan lengkap dan rapi. 
5.  Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat
tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas). 
6.  Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan  untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan
seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama pewawancara. 
7.  Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan
yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang
dilamar dan pada perusahaan. 
8.  Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul kecuali anda diwawancarai untuk mampu
menggunakan bahasa tersebut.
9.  Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang
tinggi. 
10.  Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk  perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh
perusahaan kepada anda . 
11.  Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa
pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum. 
12.  Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara. 
13.  Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya. 
14.  Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu  dan kesempatan yang diberikan
kepada anda.

HAL-HAL BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :

1.  Jangan Berasumsi bahwa anda tahu  tempat wawancara, padahal anda tidak yakin. Melatih diri
untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara. Berpakaian rapi dan
sopan sesuai standart ketimuran dan jangan berlebihan/mencolok. 
2.  Jangan Datang terlambat (paling lambat 15 menit sebelum dimulai harus sudah datang/siap).
Membawa surat lamaran dan CV dalam map yang rapi dan disusun yang benar agar bila
ditanyakan anda mudah mengambilnya/tidak gugup dan berantakan. 
3.  Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara.Menjabat tangan
pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan gemetar). 
4.  Jangan Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara. Jangan duduk selonjor
atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut. 
5.  Jangan Membuat lelucon/ berusaha melucu. Jangan menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau
“tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”. Jangan terlalu lama berpikir setiap kali menjawab. 
6.  Jangan sekali-kali mengalihkan topic pembicaraan  ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaan. 
7.  Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan  kerja atau perusahaan yang lama (jangan
menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan memberikan jawab palsu, berbohong atau
memanipulasi data.
8.  Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda
belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak. Jangan memperlihatkan rasa putus asa
anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan
apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut.
9.  Jangan membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri. 
10.  Jangan mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial. 
11.  Jangan menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara (sebaiknya hand
phone dimatikan sewaktu wawancara).
12.  Jangan sampai salah menyebut nama pewawancara (sebaiknya hafalkan nama beliau).
13.  Harus mengajukan pertanyaan pada saat diberikan  kesempatan untuk bertanya. 
14.  Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara
 
Follow-Up Interview

  Ada baiknya setelah interview, Anda membiasakan diri untuk segera membuat surat ucapan
terima kasih. Cara seperti ini akan membuat Anda lebih menonjol daripada  kandidat-kandidat lain yang
telah diinterview. Sebab, tidak banyak orang yang mau berepot-repot membuat surat untuk mengucapkan
terima kasih. Atau bisa juga mereka merasa sungkan atau janggal melakukan ini.
  Yang perlu disampaikan dalam surat ini, pertama, tentunya Anda berterimakasih kepada orang-orang yang meluangkan waktunya untuk mewawancarai  Anda. Selain itu, secara singkat Anda ingatkan
kembali kemampuan Anda yang bisa menjawab kebutuhan perusahaan atau yang bisa memberi kontribusi
bagi perusahaan. Anda juga bisa memberi info tambahan yang belum Anda sampaikan dalam interview,
atau solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan.

Apa Yang Anda Ketahui Tentang Perusahaan Kami?
  Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan  ini, Anda sebenarnya belum siap menghadapi
wawancara kerja. Demi kebaikan Anda sendiri, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang
Perusahaan/ organisasi yang akan Anda datangi untuk wawancara kerja. Yang perlu Anda ingat, dalam
wawancara nanti, Anda harus bisa mempertimbangkan dengan bijak informasi mana yang perlu Anda
ungkapkan dan mana yang Anda simpan sendiri. Jika Anda mengetahui keburukan-keburukan perusahaan
itu, tidak perlu Anda katakan di sini. Misalnya pada wawancara kerja untuk sebuah stasiun televisi, Anda
tidak perlu mengatakan tentang rendahnya kualitas program untuk anak-anak di stasiun televisi tersebut
saat ini.
Jawaban yang Anda berikan bisa tentang ringkasan profil perusahaan yang menunjukkan bahwa Anda
tahu bidang yang dijalankan, serta besarnya perusahaan/organisasi itu.

Dear or Sir Madam … Itu Biasa!
  Surat lamaran kerja Anda sebaiknya ditujukan kepada orang yang akan membaca surat itu. Oleh
karena itu nama orang tersebut harus dicantumkan.  Cara seperti ini akan membuat surat Anda berbeda
dengan setumpuk surat lainnya, sehingga ada kemungkinan mendapat perhatian khusus. Selain itu, dengan
mencatumkan nama orang yang Anda tuju pada  surat lamaran, Anda menunjukkan kepada pembuat
keputusan bahwa Anda punya inisiatif dan motivasi yang kuat untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Mengapa demikian? Karena untuk  mendapatkan nama itu, Anda mungkin harus berusaha misalnya
mencari melalui internet, menelepon perusahaan tersebut, datang ke perusahaan untuk melihat di laporan
tahunannya atau usaha-usaha kreatif lainnya.
  Karena itu, sebisa mungkin hindari “Dear Sir or Madam” atau “Yth. HRD” dan hal semacam ini.
Kata-kata ini kesannya biasa, sementara untuk bersaing dengan ratusan pelamar, surat lamaran Anda harus
luar biasa agar menonjol dari yang lain.

Alasan Meninggalkan Pekerjaan
  Saat ini masih ada orang yang berpikiran bahwa yang normal adalah bekerja di satu tempat
sampai pensiun tiba. Mungkin pola pikir ini peninggalan jaman dulu ketika sekali seseorang bekerja
sebuah perusahaan, berarti ia bisa bekerja di sana  selamanya. Pada masa itu, berganti-ganti pekerjaan,
seperti yang sering dilakukan sekarang, dianggap tidak baik karena menandakan ketidakloyalan.
  Meskipun jaman sudah berganti, kenyataannya masih ada orang yang berpandangan seperti ini.
Karena itu, sebaiknya jika Anda sering berganti-ganti pekerjaan, surat lamaran kerja dan CV Anda tidak
perlu mencantumkan alasan meninggalkan pekerjaan  yang terdahulu. Ingat, Andalah yang memegang
kendali, bukan calon atasan Anda. Lagipula, sebenarnya hanya ada empat alasan dasar mengapa orang
ingin pindah kerja: prospek yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, mutasi, atau PHK. Yang manapun
alasan Anda, Anda tetap akan dipandang sebagai pekerja yang berisiko bagi perusahaan. Karena itu, lebih
baik Anda menerangkan hal semacam ini saat wawancara kerja, itupun kalau Anda ditanya.

Hilangkan Informasi Negatif dalam CV Anda
  CV Anda adalah brosur yang berisi profil Anda, bukan otobiografi Anda. Pernahkah Anda
membaca brosur sebuah produk yang mencantumkan  kelebihan dan kekurangan produk tersebut? Nah,
sama halnya dengan brosur produk, CV Anda harus menunjukkan Anda layak dipertimbangkan. Tidak
lebih, tidak kurang.
  Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah halaman. Tetapi biasanya minimal satu halaman kalau
Anda seorang Senior Executive, dua halaman jikabukan. Sebaiknya, CV Anda tidak lebih dari empat
halaman.
  CV sering digunakan sebagai panduan wawancara. Kegunaan ini sering tidak dihiraukan atau
diremehkan oleh pelamar. Apabila CV menunjukkan kegagalan studi Anda, itulah yang akan dibicarakan
saat wawancara. Karena itu, sebaiknya Anda hanya mencantumkan informasi positif, Jangan yang negatif.
Andalah yang memegang kendali atas isi CV Anda. Jadi Anda bebas menghilangkan beberapa informasi.
Yang mana yang Anda hilangkan? Yang pasti hilangkan informasi negatif. Informasi negatif hanya cocok
diungkapkan saat wawancara ketika Anda mempunyai kesempatan untuk memberi penjelasan. Misalnya,
Anda dipecat lima tahun yang lalu karena Anda tidak setuju dengan atasan Anda, tetapi Anda memiliki
karir yang sukses setelah itu, maka Anda tidak harus mencantumkan riwayat pemutusan kerja tersebut
dalam CV Anda.

Tampilkan CV yang Menarik
  Kadangkala CV yang tampilan  isinya mendekati garis tepi kertas terlihat sesak. Mungkin saja
isinya bagus, tapi penampilannya tidak menarik. Di restoran yang bergengsi, makanan ditata dengan
menarik untuk mencerminkan kelezatan rasanya. CV pun harus diatur dengan prinsip yang sama –
tampilannya harus semenarik mungkin.
  Kelihatannya memang tidak masuk akal bila seorang perekrut menilai Anda dari tampilan CV
Anda dan bukan isinya. Isi CV tetap merupakan aspek terpenting,  tapi aspek lainnya juga harus
diperhatikan. Misalnya, ketika perekrut dihadapkan dengan enam atau tujuh ratus CV, dan setelah sekitar
satu jam ia berkutat dengan CV yang kacau-balau dan tampilannya tidak menarik, pastilah godaan untuk
menyingkirkan CV tersebut sangat besar. Untuk  apa menghabiskan waktu membaca CV yang semacam
itu bila CV berikutnya tampak jauh lebih menarik?
  Jangan biarkan jerih payah menyusun isi CV Anda jadi sia-sia hanya karena tampilannya tidak
menarik.Ingat, jika CV Anda memberi kesan bahwa Anda menulisnya dengan sungguh-sungguh, CV
Anda akan diluluskan ke tahap selanjutnya. Anda tentunya pernah mengalami hal seperti ini. Kalau Anda
lewat sebuah toko yang pajangannya di etase tidak menarik, Anda mungkin tidak memperhatikan toko itu.
CV Anda adalah etalase yang menampilkan karir Anda. Jangan biarkan perekrut melewatinya begitu saja.
Menjawab Pertanyaan Interview dengan Humor
  Beberapa pertanyaan bisa dijawab dengan humor, terutama jika jawaban yang rasional tidak akan
mampu menghilangkan kecemasan pewawancara. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti ini, tunjukan
bahwa pertanyaan yang diajukan (dan kekhawatiran yang terkandung di balik pertanyaan itu) tidak jadi
masalah buat Anda, dan dengan demikian juga tidak jadi masalah bagi pewawancara dan perusahaan.
  Meski penggunaan humor dalam interview sebenarnya cukup berisiko, dan juga tidak mudah
untuk mengaplikasikannya secara tepat, namun humor bisa menjadi alat yang tepat untuk mengatasi
pertanyaan sulit. Yang harus diingat adalah  jangan menggunakan humor jika hubungan Anda dengan
pewawancara masih sangat formal dan kaku. Jika hubungan sudah mulai mencair Anda boleh
menggunakan humor sedikit-sedikit dan dengan sangat  hati-hati. Penggunaan humor yang tepat bisa
membuat pewawancara terkesan pada Anda.
Contohnya, jika Anda diberi pertanyaan, “Apakah Anda ingin duduk di kursi saya suatu hari nanti?” Anda
bisa memberi jawaban, “Ya, jika Anda mendapatkan kursi yang lebih nyaman!”

Empat Kekhawatiran Pewawancara
  Sebelum belajar cara menjawab pertanyaan wawancara kerja, kita perlu tahu empat hal yang
menjadi kekhawatiran pewawancara. Kalau kita paham ini, kita jadi tahu bahwa di balik setiap pertanyaan
wawancara sebenarnya ada suatu kekhawatiran dari orang yang menanyakan itu. Dengan memahami
keempat kekhawatiran tersebut, kita dapat memberi jawaban untuk menangkis kekhawatiran itu.
Kekhawatiran 1: 
Apakah Anda Bisa dan Mau Mengerjakan Pekerjaan Ini?
Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:
Apakah Anda punya keterampilan/skill yang dibutuhkan agar bisa ikut berkontribusi untuk mencapai
tujuan perusahaan/organisasi dalam jangka waktu tertentu?
1.  Apakah ada bukti Anda bisa mengerjakan pekerjaan  ini di tempat kerja dulu? Jika ya, seberapa
besar keberhasilan Anda, dan masalah apa yang Anda hadapi? Apakah masalah yang pernah Anda
hadapi itu membuat Anda lebih berkembang atau menghambat Anda?
2.  Jika Anda belum pernah melakukan pekerjaan  ini, apakah ada bukti yang meyakinkan bahwa
Anda benar-benar memiliki keterampilan/skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini?
3.  Apakah Anda akan mencurahkan seluruh perhatian Anda pada perusahaan/organisasi? Apakah
Anda seorang yang loyal, pekerja keras, atau seorang yang bekerja sesuai suasana hati (mood),
sering absen dan terlambat masuk kantor?
4.  Apakah Anda akan meninggalkan perusahaan sebelum memberi kontribusi bagi
perusahaan/organisasi yang telah mengivestasikan waktu dan dana dalam proses rekrutmen atau
training?
Kekhawatiran 2: 
Siapakah Anda? Bagaimana Karakter Anda? Antara lain:
Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:
1.  Apa yang membuat Anda marah?
2.  Apakah Anda kreatif?
3.  Apakah Anda seorang pemimpin?
4.  Apa hobi/minat Anda?
5.  Apakah Anda suka membaca?
6.  Apa yang membuat Anda unik? 
Kekhawatiran 3: 
Apakah Anda Bisa Bergaul dengan Staf Lain?
Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:
1.  Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dan bisa bekerja dalam tim? Adakah bukti yang
meyakinkan?
2.  Apakah Anda akan bisa memberi pengaruh positif terhadap sesama rekan kerja, atau akan
menyebabkan friksi, menyurutkan motivasi kerja, atau membicarakan hal-hal negatif tentang
perusahaan?
3.  Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan yakni dalam hal tingkah laku,
nilai-nilai, kepribadian?
4.  Bagaimanakah pendapat Anda tentang atasan Anda yang dulu/sekarang?
Kekhawatiran 4: 
Apakah Perusahaan Mampu Membayar Anda?
Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:
1.  Apakah skala gaji untuk pekerjaan ini sejalan dengan jumlah gaji Anda sebelumnya?
2.  Apakah jumlah gaji yang Anda inginkan sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan?
3.  Apakah Anda bersedia menurunkan jumlah gaji yang Anda inginkan?

Ditulis Oleh : Unknown // 10.46
Kategori:

4 komentar:

  1. Blog kakak sudah saya follow......di tunggu ya kak follback nya..http://luhurfatah10.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sob buat follownya,,,
      dah ane folback atas nama brain aldilas

      Hapus
  2. hmm, makasih ya atas rahasianya

    #Salam sahabat dari saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama - sama,
      terima kasih atas kunjungannya

      Hapus

 
Diberdayakan oleh Blogger.